Minggu, 18 Oktober 2015

MOVIE REVIEW: PAN (2015 FILM)


Judul Film: PAN
Pemain: Hugh Jackman, Levi Miller, Garett Hedlund, Rooney Mara, Adeel Akhtar,  Cara Delevingne, Amanda Seyfried
Sutradara: Joe Wright
Studio: Warner Bros Picture
Genre: Fantasy
"If I'm going to trust you, I need to know your name!"
Rasanya hampir semua orang sudah pernah mendengar dongeng Peter Pan. Kisah anak laki-laki dari Neverland yang tidak ingin menjadi dewasa. Peter Pan bisa terbang, dia tertarik pada Wendy Darling dan mempunyai musuh bebuyutan yang dipanggil Kapten Hook.

Namun pada saat ini, rasanya hampir setiap dongeng klasik di tulis ulang atau istilah Inggrisnya, re-telling. Salah satu yang paling ekstrim yang pernah saya tonton adalah Maleficent-nya Disney. Kisah dalam film Pan agak mengingatkan saya dengan Maleficent, di mana tokoh antagonist justru diubah menjadi protagonis.

Selama ini kita hanya tahu Peter Pan sebatas hal-hal yang telah saya tulis di atas. Tapi siapa sebenarnya Peter Pan, kita tidak tahu? Siapa orang tuanya? Apakah ia masih punya keluarga? Dari manakah aslinya Peter? Apakah ia asli dari Neverland? Bagaimana ia bisa berada di Neverland? Hal-hal tersebut tak pernah dijelaskan dalam kisah-kisah Peter Pan yang pernah kita kenal.

Film ini selain re-telling juga mengambil cerita asal mula si anak lelaki yang tidak pernah dewasa. Jadi untuk yang penasaran asal-usul Peter Pan, kita bisa mengetahuinya dari film ini. Termasuk nama Pan di belakang Peter. Karena itulah tagline film ini adalah : Every Legend Has a Beginning.

Kisah di mulai saat seorang wanita meninggalkan bayi laki-lakinya di sebuah Panti Asuhan khusus anak laki-laki di London. Lalu cerita beralih beberapa tahun kemuadian saat si anak lelaki berumur 12 tahun dan ia bersama temannya terkenal sebagai pembuat onar di Panti. Latar belakang setting adalah saat perang dunia 2. 

Selebihnya saya tidak akan ceritakan, karena akan sangat spoiler. Yang pasti cerita Pan ini sangat berbeda dengan yang pernah kita tahu. Antagonisnya masih sama-sama bajak laut, hanya saja bukan Kapten Hook. Melainkan seorang pimpinan bajak laut yang bernama Blackbeard (yang harus saya acungin jempol untuk urusan tata rias. Karena meski terasa familiar, saya tidak mengenali Hugh Jackman yang botak dan berkumis hitam lebat :D).

Hugh Jackman as Blackbeard

Lalu perubahan karakter ekstrim lain ada pada tokoh yang bernama James Hook. Yang saya yakin dari nama belakangnya saja, pasti sudah bisa tebak kalau dia adalah Kapten Hook. Kalau selama ini kita tahu Kapten Hook itu bajak laut jelek brewokan. Dalam Pan, ia dikisahkan masih muda dan cukup tampan dan suka merayu wanita pula. Penampilannya sedikit mengingatkan saya akan Indiana Jones. Alih-alih musuh, dalam Pan, Hook ini justru salah satu penolong utama Peter dan dia juga care sama Peter.



Pemeran lain yang berubah adalah Tiger Lily. Maksud saya berubah di sini adalah rasnya dan juga umurnya. Karena dalam versi Disney yang saya tahu, Tiger Lily itu seumuran dengan Peter Pan dan gadis Indian. Dalam Pan, Tiger Lily adalah gadis berkulit putih (Rooney Mara) dan menjadi love interest-nya Hook. Dan mungkin karena diperankan oleh aktris kulit putih, film ini sempat disebut rasis. Tapi saya tidak permasalahkan, saya pernah menonton Avatar The Last Airbender-nya M. Night Shyamalan yang jauh lebih parah.


Selain 3 pemeran dewasa di atas, tentu saja pemeran utama dalam film ini ada pada aktor cilik Levi Miller. Saya sempat mengira Levi ini aktor Inggris, ternyata Levi dari negara tetangga kita, Australia. Kalau menurut saya akting Levi masih so-so saja di film ini. Saya masih lebih suka akting Jeremy Sumpter sebagai Peter Pan. Tapi itu selera pribadi saja sih.


Jadi apa pendapat saya mengenai film Pan ini? Jujur meski saya menyukai genre fantasi, baik buku atau film. Tapi saya tidak pernah ekspektasi tinggi kalau menyangkut film fantasi. Karena belakangan ini, beberapa film fantasi banyak yang eksekusinya gagal menurut saya. Pasca trilogi The Lord of The Ring dan Avatar-nya James Cameron, film fantasi yang sukses bisa dihitung pakai jari. Karena belakangan ini film fantasi lebih menekankan ke visual efek, kostum, tata rias, setting, yang sifatnya lebih ke teknikal atau dekor. Bukan berarti hal-hal tersebut tidak penting, tapi untuk saya pribadi yang utama dari film itu ada pada 3 hal : akting, plot dan skrip. Bagi saya ketiga hal tersebut adalah nyawa dari sebuah film. Sebaik apapun dekor/teknik film tanpa kualitas akting, plot dan skrip yang mumpuni akan terasa bagai sayur tanpa garam #duh

Sayangnya, saya akan memasukkan Pan ini ke dalam film fantasi yang lebih bagus di dekor/teknikal daripada isi. Plot awal cenderung lamban dan terasa membosankan. Tidak ada karakter yang bener-bener likeable untuk saya, tidak Peter, Hook ataupun Tiger Lily. Selain itu chemistry antar pemain juga kurang terasa. Plot utama Pan sendiri adalah mengenai pencarian ibu kandung Peter.

Eniwei, meski jauh dari memuaskan, film ini masih tetap enjoyable kok. Terutama buat yang suka melihat film dengan sinematografi yang cakep dan penyuka unsur steampunk (kapal-kapal bajak laut yang terbang itu sangat steampunk :D )

So what The Lady said? It was Okay :D




2 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...